RakyatPost.id, Medan,– Kepala Biro Perekonomian Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumatera Utara (Sumut) Poppy Marulita Hutagalung mengatakan, pemerintah dalam hal mengintervensi inflasi di Sumut juga akan memaksimalkan peran BUMD yang mengelola terkait pangan, seperti PT Aneka Industri dan Jasa (AIJ), Dirga Surya, dan Pembangunan Prasarana Sumatera Utara (PPSU) sebagai penyaluran utama.
Hal itu disampaikan pada Temu Pers di kantor Gubsu, Jumat (10/10/2025). Turut hadir Kadis Perindustrian, Perdagangan dan ESDM Fitra Kurnia, Kadis Ketahanan Pangan Rajali, perwakilan Bank Indonesia, Bulog dan BPS Sumut.
Selanjutnya katanya, melalui distributor hingga ke pedagang pasar. Penyaluran cabai merah ini juga Bulog melalui Rumah Pangan Kita (RPK) dan Toko Pangan Kita (TPK).
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), tingkat inflasi Sumut (yoy) pada September 2025 mencapai 5,32%, naik dari 4,42% pada Agustus 2025. Komoditas penyumbang inflasi terbesar di antaranya cabai merah, emas perhiasan, bawang merah, bawang putih, cabai rawit, cabai hijau, beras, dan daging ayam.
Sementara Deputi Direktur Kantor Perwakilan Bank Indonesia Sumatera Utara Abdul Khalim menyampaikan bahwa program intervensi yang dilakukan merupakan kolaborasi Pemprov dengan kabupaten/kota sebagai aksi cepat Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Sumut, dengan segera mendatangkan dari wilayah lain saat mengalami defisit.
“Posisi pasokan kita secara tahunan surplus. Khusus bulan ini mengalami defisit. Dengan adanya intervensi, harga cabai merah di pedagang diharapkan akan turun di harga jual wajar, tentunya tanpa merugikan para petani,” ujarnya.
Melalui intervensi yang dilakukan, katanya, akan menimbulkan kepercayaan masyarakat bahwa pemerintah hadir dalam menjaga ketersediaan pasokan. Inflasi dilakukan di dua daerah seperti Medan dan Deliserdang lantaran di daerah ini penyumbang inflasi tertinggi di Sumut.(Red)